Ini Fakta dan Mitos Seputar Teknologi 5G

Bagikan Artikel

Foto: Ilustrasi jaringan 5G (freepik.com)


Bimantaranews.com, Teknologi – Jaringan 5G atau fifth generation adalah teknologi terbaru untuk telekomunikasi yang melebihi standar 4G, yang sudah ada sejak beberapa tahun lalu. Ada sejumlah keunggulan yang dimiliki jaringan 5G dibandingkan 4G. Keunggulan 5G mencapai kecepatan rata-rata hampir 500 Mbps.

Sedangkan 4G hanya mencapai 30 Mbps saja. Lalu pada kondisi biasa, 5G mencapai 10 Gbps, dan 4G hanya memiliki kecepatan maksimum mencapai 100 Mbps saja. Di Indonesia mulai hadir jaringan 5G pada pertengahan tahun 2021 lalu. Namun saat ini, jaringan 5G baru tersedia di sejumlah kota besar.

Kehadiran generasi kelima (5G) sangat ditunggu oleh konsumen, terutama pengguna smartphone di Indonesia.

Teknologi baru ini membawa kecepatan super cepat yang membuat orang tertarik untuk bisa menikmati layanannya melalui para penyedia jasa koneksi 5G.

Namun demikian, banyak yang belum paham mengenai teknologi baru ini. Bahkan muncul beberapa informasi atau mitos yang kurang tepat mengenai 5G.

Berikut beberapa mitos tentang 5G, dikutip dari laman oppo.com, Selasa (16/8/2022).

Mitos Seputar 5G

1. Jaringan 5G akan menggantikan 4G Asal kamu tahu, jaringan 5G dibangun di atas jaringan 4G LTE yang ada. Jaringan 4G dan 4G LTE pada dasarnya menyediakan dasar untuk struktur 5G saat ini, sehingga jaringan 5G tidak akan menggantikan 4G dalam waktu dekat. Faktanya, di banyak daerah, cakupan 3G masih ada untuk alasan yang sama karena mengisi celah untuk cakupan 4G.

2. Jaringan 5G menyebarkan virus Corona.

Ya, ini adalah mitos yang tersebar di internet. Meski terdengar konyol, teori konspirasi ini mendapat daya tarik di masa-masa awal pandemi COVID-19. Namun, tidak ada bukti yang menguatkan teori ini. Coronavirus disease 2019 (COVID-19) tidak menyebar melalui gelombang radio atau jaringan seluler namun melalui hembusan udara atau droplet dari orang yang terkontaminasi ke orang lain secara langsung. Bahkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) harus turun tangan mengklarifikasi bahwa COVID-19 juga menyebar di banyak negara yang tidak memiliki jaringan seluler 5G.

Fakta-fakta 5G

1. Teknologi 5G diperlukan untuk mengikuti perkembangan dunia yang serba cepat.

Negara Amerika Serikat mulai sedikit tertinggal dalam hal teknologi 5G. Korea Selatan justru telah membangun jaringan 5G sejak Desember 2018, disusul tiga operator di China pada Oktober 2019 dan empat penyedia jaringan 5G di Inggris sepanjang 2019. Meski agak tertinggal, pada tahun ini Indonesia siap menggelar layanan 5G secara komersil yang dimulai pertama kali di bulan Mei 2021.

2. Jaringan 5G bisa diakses setelah tersedia ponsel 5G.

Hal ini benar dan berlaku apabila kamu tinggal di salah satu kota yang telah menyediakan jaringan 5G. Khusus di Indonesia, baru kota Jakarta yang menyediakan akses 5G secara terbatas, salah satunya di Bandara Soekarno Hatta. Di lokasi ini kamu dapat memanfaatkan jaringan 5G dengan menggunakan ponsel yang kompatibel dan telah diaktifkan akses 5G.

3. Kamu akan membutuhkan ponsel baru setelah jaringan 5G diluncurkan.

Untuk benar-benar memanfaatkan semua yang ditawarkan 5G, kamu memerlukan ponsel yang kompatibel dengan 5G. Sisi baiknya, karena jaringan 5G dibangun di atas jaringan 4G dan 4G LTE maka tidak serta-merta kamu harus membeli ponsel baru 5G sesegera mungkin. Semua ponsel yang ada akan tetap dapat terhubung ke jaringan 4G dan beroperasi dengan baik. Seperti yang kita ketahui, saat ini sudah ada beberapa ponsel cerdas yang sudah mendukung jaringan 5G. Smartphone yang mendukung layanan 5G di Indonesia adalah yang memiliki kemampuan teknologi 5G NSA (non-standalone) pada frekuensi 2300MHz atau Band 40 (n40).(*)


Bagikan Artikel

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Eksplorasi konten lain dari Bimantara News

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca