Bitcoin (BTC) memulai minggu ini dengan lonjakan harga yang signifikan, menembus angka US$62.000 atau lebih dari Rp1 miliar. Kenaikan harga ini telah kembali memicu minat para investor terhadap prediksi harga Bitcoin.
Trader Tokocrypto, Fyqieh Fachrur, menjelaskan bahwa optimisme pasar dipicu oleh beberapa faktor, termasuk spekulasi seputar dugaan percobaan pembunuhan terhadap kandidat calon presiden Amerika Serikat yang pro-kripto, Donald Trump. Insiden ini meningkatkan peluang pemilihannya hingga 70%.
“Selain itu, selesainya penjualan Bitcoin oleh Jerman dan meningkatnya ekspektasi pemotongan suku bunga The Fed pada bulan September juga turut meningkatkan nilai BTC. Dengan membaiknya sentimen investor, kapitalisasi pasar kripto global naik menjadi US$2,29 triliun, meningkat 3,80% dalam seminggu terakhir,” ujar Fyqieh.
Akhir pekan lalu, politik AS menjadi sorotan investor, terutama setelah upaya pembunuhan yang gagal terhadap kandidat presiden AS, Donald Trump. Insiden ini langsung memengaruhi pasar kripto, dengan Bitcoin mengalami lonjakan harga. Setelah insiden tersebut, harga Bitcoin (BTC) naik 4% mencapai US$60.300, level tertinggi dalam 10 hari terakhir. Peningkatan mendadak ini membalikkan tren penurunan sebelumnya, mengejutkan banyak trader dan investor.
“Lonjakan harga ini didorong oleh sentimen positif terhadap Trump, yang baru-baru ini menyatakan pandangan positifnya terhadap industri kripto. Pasar menganggap upaya pembunuhan tersebut sebagai berita pro-Trump, dikombinasikan dengan dukungan vokalnya terhadap Bitcoin, yang memicu reaksi positif di kalangan investor,” ungkap Fyqieh.
Mengapa Kemenangan Trump Bisa Meningkatkan Permintaan Kripto?
Investor mungkin mulai memperhitungkan potensi kemenangan Trump dalam pemilihan presiden mendatang, yang dapat meningkatkan nilai Bitcoin lebih lanjut. Trump telah menargetkan suara kripto, yang bisa memengaruhi hasil pemilu.
Menurut Fyqieh, kemenangan Trump dapat mengakhiri masa jabatan Ketua SEC, Gary Gensler, lebih awal. Ketua SEC yang lebih pro-kripto dapat menggantikan Gensler dan mengakhiri regulasi yang ketat melalui penegakan hukum. Kemungkinan juga akan ada kemajuan dalam memperkenalkan kerangka regulasi kripto yang sangat dibutuhkan untuk mendorong inovasi sekaligus melindungi konsumen.
“Saat ini, pergerakan harga Bitcoin berada dalam keseimbangan antara bulls dan bears. Penembusan berkelanjutan di atas level resistance US$64.602 sangat penting untuk mengonfirmasi tren bullish dan berpotensi memicu reli di pasar kripto yang lebih luas,” analisis Fyqieh.
Bitcoin mempertahankan posisinya sebagai kripto terdepan, dengan kapitalisasi pasar sekitar US$1,28 triliun. Pasokan yang tersedia mendekati 19,73 juta BTC dari jumlah maksimum 21 juta.
Analisa Harga Bitcoin
“Berfokus pada aspek teknis, grafik Bitcoin menunjukkan pergerakan ke atas yang kuat, menegaskan potensi keuntungan lebih lanjut. Tingkat harga penting yang perlu diperhatikan adalah resistensi langsung di sekitar US$65.500, diikuti oleh resistensi berikutnya di sekitar US$67.250 dan US$69.000,” jelas Fyqieh.
Data Relative Strength Index (RSI) menunjukkan bahwa Bitcoin berada dalam fase momentum pembelian, meskipun mendekati wilayah jenuh beli. Indikator ini harus dipantau secara ketat untuk mengetahui tanda-tanda pembalikan yang dapat mengindikasikan kemunduran sementara.
Para investor dan pedagang yang mempertimbangkan titik masuk sebaiknya mempertimbangkan posisi di atas angka US$63.500, dengan target keuntungan awal menuju US$65.500. Dengan permintaan berkelanjutan dan dukungan pasar, kenaikan menuju US$67.250 dan berpotensi mencapai US$69.000 atau sekitar Rp1,1 miliar tetap menjadi level yang memungkinkan.
Press Release ini juga sudah tayang di VRITIMES