Jakarta, 6 September 2024 – Dalam era disrupsi, teknologi terus mengubah berbagai aspek kehidupan, termasuk industri dan bisnis. Pendekatan komputasitradisional seringkali tidak cukup fleksibel untuk menangani kompleksitas dan ketidakpastian yang muncul. Soft computing, yang merupakan bagian dari kecerdasan buatan, hadir sebagai solusi adaptif dan efisien dalam mengatasi ketidakpastian ini.
Tema ini yang diangkat yang dipaparkan oleh Prof. Abba Suganda Girsang, S.T., M.Cs., Ph.D. dalam orasi ilmiah yang berjudul “Peran Soft Computing dan Artificial Intelligent dalam Mengatasi Ketidakpastian untuk Menghadapi Tantangan Masa Depan.” Paparan orasi ilmiah menjadi bagian dari rangkaian seremoni acara Pengukuhan Guru Besar Tetap Bidang Ilmu Soft Computing atas dirinya.
Prof. Abba menyampaikan isu ketidakpastian yang saat ini mencakup hampir seluruh aspek kehidupan manusia, seperti perubahan iklim, ketidakpastian pasar finansial, perkembangan teknologi, kesehatan dan pandemi, sosial demografis, ketidakpastian dalam pendidikan, serta etika dan kebijakan.
Menurutnya, Soft computing yang merupakan bagian kecerdasan buatan (AI) memiliki potensi untuk mengubah cara manusia menghadapi ketidakpastian di era modern ini. Dengan menggunakan pengetahuan dan teknologi soft computing ini memungkinkan solusi yang lebih fleksibel, toleran terhadap ketidakpastian, dan mampu menangani informasi yang tidak lengkap atau kabur.
Adopsi Prinsip Alam Untuk Memecahkan Masalah Kompleks
Prof. Abba mengangkat metode metaheuristik dalam soft computing yang terinspirasi dari proses biologis alam untuk memecahkan masalah kompleks. Contoh algoritma ini meliputi Algoritma Genetika (mensimulasikan seleksi alam), Particle Swarm Optimization (mengadopsi perilaku burung/ikan dalam menemukan solusi optimal), dan Algoritma Koloni Semut, Lebah, serta Cuckoo.
Algoritma yang meniru perilaku hewan ini efektif dalam menangani masalah kompleks seperti kolaborasi, evolusi, keseimbangan individu dan kelompok, serta optimasi dengan keterbatasan.
Pemanfaatan Soft Computing Dalam Berbagai Bidang
Prof. Abba menjelaskan bahwa AI dan soft computing memiliki potensi besar diberbagai bidang, seperti:
• Bisnis: Machine learning dapat memprediksi tren pasar dan membantu pengambilan keputusan untuk mengurangi risiko.
• Perbankan: Membantu mengidentifikasi risiko nasabah dan mendeteksi kecurangan keuangan.• Media & Jurnalistik: Memverifikasi fakta dan mendeteksi berita hoaks.
• Media Sosial: Menilai potensi viral konten dan mendeteksi potensi kejahatan.
• Entertainment: Memberikan rekomendasi konten yang relevan.• Pertanian & Peternakan: Memfasilitasi prediksi penyakit dan peningkatan produksi.
• Pendidikan: Memperkirakan kelulusan dan menilai esai secara otomatis.
Peran Perguruan Tinggi Dalam Mengangkat Soft Computing Sebagai Solusi Masa Depan
Sebagai Akademisi, Prof. Abba menekankan pentingnya peran perguruan tinggi, khususnya BINUS University dalam mengatasi ketidakpastian melalui beberapa kontribusi seperti:
• Pengembangan Metodologi & Teknologi Baru: Fokus pada inovasi algoritma soft computing yang lebih robust dan adaptif.
• Kolaborasi Interdisipliner: Bekerja sama dengan industri untuk memahami tantangan nyata.
• Pengajaran & Pendidikan: Mengembangkan kurikulum terkait AI dan soft computing untuk menangani ketidakpastian.
• Publikasi: Menerbitkan penelitian untuk mendorong diskusi tentang solusi inovatif.
• Kebijakan & Strategi: Berkontribusi dalam penyusunan kebijakan berbasis AI.
• Pengembangan Aplikasi: Menciptakan sistem berbasis AI untuk manajemen risiko dan kesehatan.
Menjadi Guru Besar Sebagai Komitmen Membina dan Memberdayakan Masyaraka
Prof. Abba Suganda Girsang, S.T., M.Cs., Ph.D. merupakan Guru Besar Tetap ke-33 yang dikukuhkan BINUS UNIVERSITY. Beliau resmi dikukuhkan sebagai Guru Besar bidang ilmu Soft Computing pada (6/9) di BINUS @Kemanggisan, Kampus Anggrek.
Seremoni Pengukuhan Guru Besar dipimpin oleh Ketua Senat dan Rektor BINUS.Seremoni Pengukuhan Guru Besar dipimpin oleh Ketua Senat dan Rektor BINUS University, Dr. Nelly, S.Kom., MM. CSCA, serta dihadiri Kepala LLDIKTI Wilayah III,Dewan Guru Besar, Guru Besar Tamu, perwakilan industri dan tamu undangan.
Beliau bergabung di BINUS University pada tahun 2014. Dalam hal pendidikan, Prof. Abba menyelesaikan studi S1 Jurusan Teknik Elektro Universitas Gadjah Mada (UGM); Pendidikan S2 Program Master of Computer Science Universitas Gadjah Mada, dan pendidikan Doktor (S3) Computer and Communication Engineering, National Cheng Kung University (NCKU), Tainan, Taiwan.
Prof. Abba merupakan dosen yang aktif melakukan penelitian. Bahkan hampir setiap semester, Prof. Abba menjadi 10 besar kontributor SCOPUS di BINUS University. Saat ini Prof. Abba tercatat sebagai Research Coordinator pada BINUS Graduate Program.
Press Release ini juga sudah tayang di VRITIMES