Israel Serang Fasilitas Nuklir Natanz Iran, IAEA Laporkan Kontaminasi Radiasi dan Kimia

Oplus_131072

BimantaraNews, Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) melaporkan adanya bahaya akut akibat kontaminasi radiasi dan zat kimia di fasilitas nuklir Natanz, Iran, menyusul serangan udara Israel pada 13 Juni 2025.

Serangan ini memicu kekhawatiran global terkait keamanan nuklir dan eskalasi konflik di Timur Tengah, dengan banyak pihak mengecam tindakan Israel sebagai pelanggaran hukum internasional.

Bacaan Lainnya

Kepala IAEA, Rafael Grossi, dalam laporannya kepada Dewan Keamanan PBB di New York, menyatakan bahwa meskipun tingkat radiasi di luar kompleks Natanz tetap normal, kondisi di dalam fasilitas menunjukkan adanya kontaminasi radiologis dan kimia.

“Ada kemungkinan isotop uranium tersebar di seluruh fasilitas,” ujar Grossi, seraya menambahkan bahwa radiasi utama berupa partikel alfa, yang dapat membahayakan jika terhirup atau tertelan.

Namun, ia menegaskan bahwa risiko ini dapat dikelola dengan tindakan perlindungan yang memadai.Serangan Israel, yang dinamakan Operation Rising Lion, menargetkan fasilitas pengayaan uranium Natanz serta sejumlah lokasi militer strategis di Iran, termasuk markas Garda Revolusi di Teheran. Menurut laporan, serangan ini menyebabkan kerusakan signifikan pada infrastruktur di atas tanah Natanz, termasuk aula pengayaan dan gardu listrik, yang berdampak pada operasional sentrifus bawah tanah.

Iran membalas serangan tersebut melalui Operation True Promise III, meluncurkan rudal balistik dan drone ke wilayah Israel, yang menewaskan sedikitnya 24 orang dan melukai ratusan lainnya.China, melalui utusannya di PBB, Fu Cong, mengecam keras tindakan Israel dan mendesak penghentian serangan untuk mencegah eskalasi lebih lanjut.

“Israel harus menghentikan tembakan sesegera mungkin,” tegas Fu Cong.

Sementara itu, Iran menegaskan bahwa program nuklirnya hanya untuk tujuan sipil dan menuduh serangan Israel sebagai “kejahatan perang”.

Konflik ini memicu kekhawatiran dunia akan potensi krisis nuklir dan dampaknya terhadap stabilitas regional. IAEA terus memantau situasi di Natanz, Isfahan, dan Fordow, dengan laporan terbaru menyebutkan bahwa fasilitas Fordow belum mengalami kerusakan serius karena lokasinya yang berada jauh di bawah tanah.

Negara-negara Arab dan Muslim, dalam pertemuan menteri luar negeri, mendesak Israel menghentikan serangan dan kembali ke meja perundingan untuk mencapai kesepakatan nuklir yang berkelanjutan. Sementara itu, Presiden AS Donald Trump dikabarkan sedang mempertimbangkan keterlibatan militer AS bersama Israel, meskipun belum ada keputusan resmi.Situasi di Timur Tengah kini berada di titik kritis, dengan dunia menyerukan de-eskalasi untuk mencegah konflik yang lebih luas.

IAEA menegaskan komitmennya untuk memastikan keamanan nuklir dan mendorong semua pihak untuk menahan diri dari tindakan yang dapat memperburuk situasi.

 

Referensi Berita :IAEA: Israeli Attacks Make Iran Nuclear Facilities Severely Damaged (VOI.id)

Radiasi Terdeteksi di Fasilitas Nuklir Iran, Badan Nuklir PBB Bilang Begini (news.detik.com)

Israel Serang Situs Nuklir Fordow Iran, Picu Gempa 2,5 Skala Richter (tempo.co)

Negara-negara Arab dan Muslim Desak Israel Hentikan Serangan ke Iran (ANTARA News)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses